TPS3R Panjer dan Bank Sampah Mitra Calon Pilot Project Pengembangan Budidaya Magot
05 Februari 2021 10:24 WIB
Dibaca 261 kali
DisperkimLH - Magot merupakan larva dari Lalat Tentara Hitam atau sering disebut BSF (Black Soldier Fly) saat ini dinilai sebagai mesin pengurai sampah organik paling efektif dan biaya murah. Bagaimana tidak dari beberapa informasi mengatakan dalam satu hari, 50 kg magot mampu melahap habis 100 kg sampah organik berupa sisa sayuran, buah-buahan atau sisa dapur.
Disamping efektif dan murah, keuntungan lain dari magot yaitu sampah organik yang dimakan oleh magot tidak menimbulkan bau busuk dan hasil kotoran magot bisa dimanfaatkan sebagai pupuk organik. Tidak hanya itu, magot yang sudah cukup besar bisa dijadikan sebagai sumber pakan ternak dan ikan dengan kandungan protein yang tinggi.
Oleh karena itu tidak heran jika saat ini banyak pihak yang tertarik untuk mengembangkan ulat yang bernilai ekonomis tinggi tersebut. Seperti halnya kegiatan pada hari ini, Kamis (4/2), Dinas Perkim-LH baru saja menerima kunjungan kerja Staf Ahli Gubernur didampingi Staf DLHK Provinsi Jateng yang bermaksud melakukan survey lokasi calon pilot project untuk pengembangan budidaya magot di Kebumen. Dari berbagai alternatif lokasi yang memiliki kegiatan budidaya magot, akhirnya Tim menetapkan dua lokasi yang akan dikunjungi yaitu TPS3R Panjer dan Bank Sampah Mitra Kedungpuji Gombong.
Semoga setelah berkunjung dan melihat langsung kedua lokasi teraebut, Tim akan menyimpulkan jika keduanya dinilai layak untuk dijadikan lokasi pilot project pengembangan budidaya magot di Kebumen.