Peserta yang hadir sebanyak 40 orang penerima manfaat yang sebagian besar didominasi dari santri pondok pesantren Nurul Falah Jabres. Dalam paparannya Sri Pambudi menyampaikan kondisi lingkungan yang secara umum kualitasnya menurun akibat pengelolaan air limbah domestik yang belum tersistem. Contohnya masih tingginya angka BABS dan jamban tidak layak serta perilaku masyarakat yang membuang air limbah tanpa pengolahan terlebih dahulu. Hal ini mengakibatkan angka prevalensi penyakit diare cukup tinggi. Untuk itu pada tahun ini Dinas Perkim-LH sedang menyusun Perda Pengolahan Air Limbah Domestik serta Perbup tentang masterplan pengelolaan air limbah domestik.

Pada kesempatan lain, Tim sAIIG menyampaikan dari hasil monev ditemukan beberapa IPAL, MCK komunal dan tanki septic tank komunal yang belum difungsikan secara optimal. Demikian juga MCK komunal yang ada di desa Jabres juga belum dimanfaatkan secara optimal. Menurut peserta hal ini disebabkan karena masih kurangnya ketersediaan air bersih yang ada di MCK tersebut. Warga berjanji apabila nantinya air bersih tersedia dalam jumlah yang cukup, masyarakat khususnya para santri sebagai penerima manfaat siap untuk memanfaatkan dan memelihara MCK dengan baik.

Kegiatan sosialisasi ini menurut Kepala desa sangat bermanfaat agar sarana dan prasarana yang telah dibangun dapat dimanfaatkan dengan baik dan tidak mubazir. (sek/hj)