Selamat Memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-94
Selamat Memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-94
Disperkimhubkbm - Berawal dari gagasan dari Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi kepemudaan yang beranggotakan para pelajar dari seluruh Indonesia, yang kemudian diinisiasi dengan melaksanakan kongres di beberapa tempat berbeda. Yang pertama berlangsung di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB) Lapangan Banteng, Sabtu 27 Oktober 1928, dengan pembicara yakni Soegondo yang berharap kegiatan kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan. Sementara Muhammad Yamin, pembicara lainnya, menguraikan tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Masih menurut Yamin, terdapat lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan dan kemauan.
Di tempat lainnya, Gedung Oost-Java Bioscoop, rapat yang berlangsung pada hari Minggu, 28 Oktober 1928 membahas tentang masalah pendidikan. Dari pembicara yang ada yakni Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro sependapat bahwa anak harus mendapatkan pendidikan kebangsaan, dan harus pula adanya keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Selain itu anak juga harus dididik secara demokratis.
Pada sesi rapat berikutnya, masih di hari yang sama, berlangsung di Gedung Indonesische Clubhuis Kramat, yang sekarang diabadikan sebagai Gedung Sumpah Pemuda. Dalam rapat tersebut, Soenario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi. Sementara Ramelan mengemukakan jika gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional. Gerakan kepanduan yang sejak dini diajarkan kepada anak-anak akan membentuk kedisiplinan dan kemandirian yang dibutuhkan dalam perjuangan. Sebelum penutupan kongres diperdengarkan lagu "Indonesia Raya" karya Wage Rudolf Supratman dan ditutup dengan mengumumkan rumusan hasil kongres yang oleh para pemuda diucapkan sebagai Sumpah Setia yang berbunyi
Pada sesi berikutnya, Soenario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Sedangkan Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional. Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri, hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan.
Sebelum kongres ditutup diperdengarkan lagu “Indonesia” karya Wage Rudolf Supratman. Lagu tersebut disambut dengan sangat meriah oleh peserta kongres. Kongres ditutup dengan mengumumkan rumusan hasil kongres. Oleh para pemuda yang hadir, rumusan itu diucapkan sebagai Sumpah Setia, berbunyi :
PERTAMA.
KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA,
MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE,
TANAH INDONESIA.
KEDOEA.
KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA,
MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE,
BANGSA INDONESIA.
KETIGA.
KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA,
MENDJOENDJOENG BAHASA PERSATOEAN,
BAHASA INDONESIA.
Tahun ini, pada tanggal 28 Oktober 2022 merupakan peringatan hari Sumpah Pemuda yang ke-94 dengan mengambil tema "Bersatu Bangun Bangsa".Pemuda dan Pemudi Indonesia dalam keberagaman yang ada tetap semangat untuk terus bangikit bersama sebagai wujud cinta tanah air Indonesia melalui semangat persatuan dan kepemudaan dengan ikatan persatuan yang suci dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. (hj)