Evaluasi Pendampingan TFL Terhadap Bank Sampah/TPS3R
05 Desember 2020 08:17 WIB
Dibaca 521 kali
DisperkimLH - "Garasi Beraksi", nama yang keren dan terkesan sangat millenial. Kita tidak pernah menyangka kalau itu merupakan nama sebuah Bank Sampah yang didirikan para remaja yang masih duduk di bangku SLTP/SLTA di Desa Ampelsari Petanahan. "Garasi Beraksi" merupakan akronim dari Gabungan Remaja Ampelsari, Bersih Antikumuh Selalu Indah. Bank sampah ini patut diacungi jempol karena umumnya pengelola bank sampah di tempat lain adalah ibu-ibu atau bapak-bapak yang sudah berumur, namun di Desa Ampelsari justru para millenial yang bergerak dan turun tangan langsung untuk menangani sampah yang ada di desanya. Jika fenomena seperti ini menjadi gerakan yang massive di seluruh wilayah Kabupaten Kebumen, kita optimis kedepannya kondisi lingkungan kita akan lebih baik.
Bank sampah "Garasi Beraksi" merupakan salah satu dari 29 bank sampah yang baru terbentuk dari pendampingan Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) Pengelolaan Sampah berbasis masyarakat.
Perlu diketahui bahwa pada tahun 2020 Dinas Perkim-LH mengangkat TFL sebanyak 7 orang yang ditugaskan untuk mendampingi masyarakat dalam pengelolaan sampah, menyiapkan data persampahan, memfasilitasi pembentukan bank sampah/TPS3R dan optimalisasi/keberlanjutan bank sampah/TPS3R di masyarakat.
Dari hasil evaluasi pendampingan TFL yang dilaksanakan hari Jumat (4/12) di ruang rapat Dinas Perkim-LH, dalam pelaksanaan program tersebut masih ditemukan beberapa masalah diantaranya adalah waktu pendampingan yang terbatas hanya 5 bulan ditambah lagi terjadinya pandemi Covid-19 sehingga target pembentukan bank sampah tidak bisa maksimal. Masalah lain yang dihadapi adalah adanya sebagian masyarakat dan juga pemerintah desa yang belum siap menerima program bank sampah/TPS3R di desanya serta kondisi sarana prasarana pendukung persampahan saat ini masih sangat terbatas.
Namun demikian dengan melihat antusias masyarakat terhadap program ini, para TFL optimis untuk waktu yang akan datang penumbuhan bank-bank sampah di desa/kelurahan di seluruh kabupaten akan bisa tumbuh lebih banyak lagi.
Kedepan dengan program pengelolaan sampah berbasis masyarakat, masalah yang menjadi isu global ini diharapkan bisa diatasi melalui kegiatan penanganan sampah di tingkat desa/kelurahan.
(sek)